Pemilu bagi Disabilitas, Aldy: Tak Ada Beda-bedakan, Semua Sama dan Setara

BONTANG, Bawaslu Kota Bontang – Bentuk partisipasi hak berpolitik seseorang tidak hanya pada persoalan “mencloblos” semata, melainkan peran serta dalam mengawal setiap tahapan Pemilu yang berjalan. Hak politik dapat dimaknai sebagai suatu hal yang telah dijamin oleh negara.

Ketua Bawaslu Kota Bontang, Aldy Artrian dalam penyampainnya pada kegiatan Sosialisasi dan Penguatan Pemahaman Kepemiluan bagi Disabilitas, Senin (23/05/2020) di Hotel Bintang Sintuk, pemilu merupakan penyalur kehendak masyarakat dalam menentukan pemimpin yang tentunya harus dapat memenuhi sebuah kebutuhan serta memperjuangkan hak-hak kelompok penyandang disabilitas.

“Dalam pelaksanaan pemilu, masyarakat itu dipandang sama dan setara, tidak pandang dari suku, etnis, agama, dan kondisi fisik sekalipun. Pemilu harus berjalan dengan baik dan teratur tanpa membeda-bedakan satu sama lainnya," tegas Aldy.

Pria kelahiran Lhokseumawe Aceh itu juga berharap, penyandang disabilitas turut  mampu mengawasi secara partisipatif terkait adanya indikasi pelanggaran yang terjadi dalam pemilu di Kota Bontang. Kesuksesan pemilu bukan ditentukan oleh penyelenggara pemilu seperti KPU maupun Bawaslu, tetapi peran aktif masyarakat termasuk disabilitas menjadi penentu hidupnya demokrasi pada pelaksanaan gelaran lima tahunan tersebut.

“Ayo kita hidupkan, kita sukseskan dengan turut berperan aktif membantu Bawaslu pada pelaksanaan pemilu di Bontang, bagi kami semua masyarakat memiliki nilai yang sama. Pelanggaran sekecil apapun dapat dicegah bersama-sama oleh siapapun, tidak ada dibeda-bedakan, dan kami menganggap semua sama untuk dapat terlibat," ungkapnya.

Pemilu yang akan dilaksanakan secara serentak pada tahun 2024 mendatang, direncanakan dimulai dengan tahapan awal pada medio Agustus 2022. Dengan begitu, masyarakat di Kota Bontang dapat mempersiapkan keaktifannya untuk dapat terlibat mengawal secara langsung.(MR)