Gelar DKT, Konsolidasikan Gerakan Moril yang Faktual dan Masif Dalam Pengawasan Partisipatif
|
BONTANG, Bawaslu Kota Bontang – Ketua Bawaslu Bontang Aldy Artrian membuka Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) di ruang rapat Bawaslu Bontang, Senin (28/3). Mengangkat tema Strategi dan Kompetensi Mahasiswa Dalam Pengawasan Partisipatif Pada Pemilu 2024, DKT perdana di tahun 2022 ini menghadirkan narasumber dari UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Melibatkan mahasiswa dan pelajar se-Kota Bontang, giat tatap muka ini tetap mengutamakan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
“Diskusi ini sekaligus menjadi ruang silaturahmi bagi kita semua. Perlu konsolidasi gerakan-gerakan moril yang faktual dan masif dalam pengawasan partisipatif. Adanya diskusi ini diharapkan dapat memberi efek yang konstruktif dan bermanfaat,” kata Aldy dalam sambutannya.
Bicara soal demokrasi, lanjut Aldy, tidak sedikit orang masih memaknainya dengan pemilu. Padahal, wujud dari demokrasi sendiri itu beragam. “Maka, pada kesempatan yang baik ini, kami mengajak teman-teman semua untuk menyampaikan dan mendiskusikan agenda-agenda demokrasi dengan kapasitas teman-teman sebagai mahasiswa dan pelajar. Ada di posisi mana sih kita?” ungkapnya.
Sebelum menutup sambutannya, Koordinator Divisi Hukum, Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa itu berharap, mahasiswa dan pelajar yang terlibat dapat memberikan gagasan-gagasan sederhana guna membantu Bawaslu Bontang dalam hal fasilitasi untuk pengawasan partisipatif.
Sementara Nasrullah, Anggota Bawaslu Bontang menyatakan, giat ini bertujuan untuk mempersiapkan diri mengawal pesta demokrasi tahun 2024 mendatang. “Kendati pada Pemilu maupun Pilkada sebelumnya Bawaslu Bontang pernah melakukan MoU dengan beberapa universitas di Kota Bontang, bukan berarti tidak ada tantangan dihadapi karena di kalangan mahasiswa pun pasti ada polarisasi. Artinya, ada yang menjadi tim kampanye, tim surveyor ataupun tim pengawas partisipatif itu sendiri. Hal inilah yang merupakan tantangan jika akan mendelegasikan diri menjadi pengawas partisipatif,” jelas Nasrullah.
Maka, sambungnya, niatkan untuk membantu penyelenggara pemilu di semua tingkatan dengan berani dan jujur. “Katakan salah jika salah. Mahasiswa menjadi salah satu garda terdepan dalam menentukan pesta demokrasi berjalan sesuai peraturan perundangan. Hal penting bahwa, dimanapun anda berada, jika ada kontestasi politik, harus ada andil. Keberanian dan kejujuran, adalah hal yang menjadi patokan yang harus diemban demi berkemajuan,” tegas Koordinator Divisi SDM dan Organisasi tersebut.
Penulis: Ramla Ali